TAKSONOMI
(taxonomy andaliman)
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Klas : Magnoliopsida
Subklas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae
Spesies : Zanthoxylum acathopodium
Nama lain :
Asal-usul :
Andaliman |
PROFIL TANAMAN
Semak atau pohon kecil bercabang rendah, tegak, tinggi mencapai 5 m, menahun. Batang, cabang, dan ranting berduri. Daun tersebar, bertangkai, majemuk menyirip beranak daun gasal, panjang 5-20 cm dan lebar 3-15 cm, terdapat kelenjar minyak. Rakis bersayap, permukaan bagian atas, bagian bawah rakis, dan anak daun berduri; 3-11 anak daun, berbentuk jorong hingga oblong, ujung meruncing, tepi bergerigi halus, paling ujung terbesar, anak daun panjang.
1-7 cm, lebar 0.5-2.0 cm. Permukaan atas daun hijau berkilat dan permukaan bawah hijau muda atau pucat, daun muda permukaan atas hijau dan bawah hijau kemerahan. Bunga di ketiak, majemuk terbatas, anak payung menggarpu majemuk, kecil-kecil; dasar bunga rata atau bentuk kerucut; kelopak 5-
7 bebas, panjang 1-2 cm, warna kuning pucat; berkelamin dua, benang sari 5-6 duduk pada dasar bunga, kepala sari kemerahan, putik 3-4, bakal buah apokarp, bakal buah menumpang. Buah kotak sejati atau kapsul, bulat, diameter
2-3 mm, muda hijau, tua merah; tiap buah satu biji, kulit keras, warna hitam berkilat.
Berdasarkan hasil deskripsi, andaliman adalah anggota famili Rutaceae. Salah satu ciri utama Rutaceae ialah daunnya mengandung kelenjar minyak seperti daun andaliman. Sedangkan ciri Piperaceae ialah daun berbentuk jantung dan bunga tersusun dalam bentuk bulir. Andaliman merupakan tumbuhan semak, tegak, dengan tinggi mencapai 5 m (Gambar
Gambar 1a Pohon Andaliman |
1a). Sedangkan famili Piperaceae merupakan terna atau tumbuhan berkayu, sering kali memanjat dengan menggunakan akar-akar pelekat (Tjitrosoepomo 1991, van Steenis 1992, Tjitrosoepomo 1994).
Ciri lain famili Rutaceae yang terdapat pada andaliman ialah daun majemuk, bunga majemuk berbatas dalam anak payung, mempunyai perhiasan bunga satu lingkaran, yaitu kelopak yang disusun oleh lima daun kelopak bebas. Lain halnya dengan anggota famili Piperaceae, berdaun tunggal, bunga majemuk tidak terbatas, tersusun dalam bulir (lada), dan tidak memiliki perhiasan bunga (Tjitrosoepomo 1991, van Steenis 1992).
Hartley (1966) menuliskan bahwa Zanthoxylum adalah genus dari famili Rutaceae yang memiliki kombinasi ciri berikut: tumbuhan berduri, daun tersebar dan majemuk, bakal buah apokarp atau semikarp. Keempat ciri ini ada pada andaliman. Dari satu bunga dapat terbentuk satu hingga empat buah yang masing-masing mempunyai satu biji. Beberapa ciri genus Zanthoxylum menurut van Balgooy (1997, 1998) ialah berdaun majemuk, ibu tangkai daun bersayap, batang dan cabang berduri sejati atau berduri tempel. Ketiga ciri tersebut dimiliki oleh andaliman (Zanthoxylum acanthopodium). Permukaan batang, cabang, dan rantingnya berduri tempel (aculeus), duri yang mudah ditanggalkan (Gambar 1b). Daun majemuk menyirip beranak daun gasal, terdiri atas 3-11 anak daun (Gambar 1c). Ibu tangkai daun pipih dan tepinya melebar atau bersayap (Gambar 1d). Ketiga ciri ini tidak ditemui pada spesies Piper (van Steenis 1992)
Petani setempat mengenali dua jenis andaliman sebagai “tuba sihorbo” dan “tuba siparjolo” (bukan nama yang sebenarnya). Perbedaannya terdapat pada panjang ibu tangkai bunga atau buah. Ibu tangkai “tuba sihorbo” relatif lebih pendek daripada “tuba siparjolo”. Kadang-kadang panjang rangkaian buah “tuba sihorbo” lebih pendek daripada duri tempel yang terdapat pada batang atau cabang dan biasanya hal ini menyulitkan petani sewaktu panen. Keharuman kedua jenis juga berbeda. “Tuba sihorbo” mempunyai sifat retensi atau rasa getir yang lebih lama hilang dan lebih pedas dibandingkan dengan “tuba siparjolo”. Penelitian ini masih dilakukan di daerah terbatas dan masih ada desa lain pemasok andaliman di Sumatera Utara sehingga kemungkinan masih ada keragaman andaliman di daerah tersebut. Oleh karena itu, studi lanjutan untuk memperkaya informasi plasma nutfah andaliman masih diperlukan.
Perkecambahan Biji. Tipe perkecambahan biji andaliman ialah epigea. Perkecambahan di atas tanah terjadi karena pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga sehingga daun lembaganya terangkat ke atas tanah.
Daya kecambah andaliman rendah (14%) dan umur berkecambah benih andaliman lama dan bervariasi, yaitu dari 24 hari hingga 100 hari setelah semai. Beberapa penelitian juga menunjukkan variasi umur berkecambah, yakni dari 27 hari hingga 42 hari (Sirait 1991) dan dari 7 hari hingga 18 hari (Tampubolon 1998), masing-masing dengan persentase perkecambahan tertinggi sebesar 3.6% dan 17.5%. Biji yang dihasilkan setiap tanaman berjumlah banyak, namun penulis tidak menemukan kecambah yang tumbuh di sekitar tanaman andaliman.
Perkecambahannya yang rendah dan umur berkecambah yang relatif lama disebabkan oleh struktur kulit biji yang keras. Struktur ini dapat menghalangi imbibisi air dan pertukaran gas dalam proses perkecambahan. Komponen volatil, berupa senyawa terpenoid yang terdapat pada andaliman (Siahaan1991, Wijaya 1999, Wijaya et al. 2001), diketahui merupakan senyawa penghambat perkecambahan (Hess 1975).
Usaha memecahkan dormansi benih andaliman karena kulit biji dan senyawa penghambatnya belum menunjukkan hasil yang konsisten (Sirait 1991, Tampubolon 1998, Samosir 2000). Tanaman yang tumbuh alami berasal dari biji yang disebarkan oleh burung (setelah memakan buah andaliman). Petani juga memperoleh bibit secara tidak sengaja dari lokasi bekas pembakaran gulma di daerah tanaman yang sudah tua. (Sumber
1 comment:
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/29601/Benedicta_Lamria_Siregar_andaliman2003-1-3840.pdf;jsessionid=E055FB77567150FA8675AC63BCC897BD?sequence=1
Post a Comment